Pada tahun 2020 Microsoft merilis sebuah data tentang indeks keberadaban digital atau digital civility index. Data tersebut berisi tentang tingkat keberadaban pengguna internet selama tahun 2020. Keberadaban yang dimaksud dalam laporan ini terkait dengan perilaku berselancar di dunia maya yaitu risiko terjadinya penyebarluasan berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian atau hate speech, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling micro-aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal (kelompok etnis atau agama tertentu, perempuan, kelompok difabel, kelompok LGBTQ dan lainnya) hingga ke penipuan, doxing, hingga rekrutmen kegiatan radikal dan teror, serta pornografi. Laporan ini didasarkan atas survei pada 16.000 responden di 32 negara antara April-Mei 2020 itu menunjukkan Indonesia ada di peringkat 29 dengan 76 poin (semakin rendah poin semakin baik keberadaban).
Berdasarkan hasil survey tersebut, diperoleh
tiga faktor utama yang berpengaruh pada risiko kesopanan di Indonesia. Faktor
yang pertama yakni hoax dan penipuan dengan persentase 47 persen,
meningkat 13 poin dari tahun sebelumnya. Faktor yang kedua berupa ujaran
kebencian sekitar 27 persen, yang meningkat 5 poin dari tahun sebelumnya.
Sedangkan, faktor ketiga yang mempengaruhi yakni diskriminasi dengan persentase
sebesar 13 persen, turun sebanyak 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Pendapat saya
berikut adalah Alasan mengapa netizen Indonesia memiliki etika yang rendah:
1. Kecemburuan Sosial
Di dalam lingkungan
masyarakat banyak sekali masyarakat Indonesia dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah.
Ketika masyarakat melihat sosial media
seperti artis dan selebgram sering kali netizen tersebut iri dan dengki dengan
kehidupan sang artis sehingga menghasilkan perilaku tercela seperti berkomentar
dengan kata-kata yang kasar, mencari kesalahan sang pemilik akun, Dll. Salah
satu contoh yang disebabkan kecemburuan sosial yaitu ketika seseorang melihat
akun medsos seorang penyanyi Wanita yang
terkenal membuat seseorang Wanita tersebut iri dengan kepopuleran dan
mencari cara agar ia dapat popular dengan cara apapun yang instan seperti membuat video dengan baju terbuka dan
membuat konten yang mengandung kontroversi.
2. Kebutuhan Primer yang
Tak Tercukupi
Ketika kebutuhan hidup
seseorang tidak terpenuhi biasanya orang tersebut akan mencari jalan pintas
salah satu nya dengan cyber crime. Cyber crime yang biasanyaa sering terjadi di
Indonesia adalah pishing melalui sms
atau chat wa yang berisi tentang sebuah hadiah yang mengharuskan korban untuk
membuka website yang telah diberikan pelaku. Ada beberapa jenis cyber crime
lainnya di Indonesia yaitu situs
film,anime bajakan,konten illegal seperti pornografi,hate speech,radikalisasi
online,Hacking, dan kejahatan keuangan online.
3. Meluapkan Rasa Frustasi
Sering kali media sosial
digunakan untuk melampiaskan rasa kemarahan dan frustasi masyarakat terhadap
kehidupannya. Contoh perbuatannya seperti memberikan hate speech tanpa alasan
dan berkomentar dengan kata-kata kasar. Hal tersebut bisa terjadi karena di berbagai
platform sosial media,sosial media mengedepankan privasi pengguna sehingga itu
dapat menjadi kesempatan seseorang untuk meluapkan rasa kemarahan dan frustasi.
Komentar
Posting Komentar